Pemkab Semarang beri bantuan siswa miskin (BSM) untuk cegah putus sekolah. Siswa SD dan SMP dapat dana untuk beli perlengkapan sekolah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang berkomitmen untuk memastikan anak-anak bisa terus bersekolah, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Salah satu caranya adalah dengan memberikan bantuan siswa miskin (BSM) kepada siswa yang membutuhkan.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menegaskan bahwa menjamin kelangsungan pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama. "Anak-anak di Kabupaten Semarang perlu mendapat perhatian khusus agar tidak putus sekolah," ujarnya saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada 50 siswa perwakilan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran, Jumat (13/9).
Bupati juga mengajak Pemerintah Desa, Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), dan CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan swasta untuk bekerja sama menurunkan angka kemiskinan dan mencegah anak putus sekolah. Ia mengingatkan orang tua untuk menggunakan bantuan tersebut untuk keperluan sekolah anak, seperti membeli tas atau sepatu, bukan untuk keperluan sehari-hari.
Budi Riyanto, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, melaporkan bahwa ada 3.000 siswa SD/MI dan 1.500 siswa SMP/MTs yang menerima BSM. Setiap siswa SD/MI mendapatkan Rp 500.000, sedangkan siswa SMP/MTs menerima Rp 750.000.
"BSM adalah program Pemkab Semarang untuk memastikan siswa memiliki sarana dan prasarana yang cukup agar bisa belajar dengan baik. Ini juga upaya mencegah kasus putus sekolah," jelas Budi. Meski tidak menyebut angka pasti, Budi menegaskan bahwa kasus putus sekolah di Kabupaten Semarang terbilang rendah.
Salah satu penerima bantuan, Yusuf Mulyana, siswa SMPN 1 Ungaran, mengaku senang mendapat bantuan ini. "Uangnya akan saya gunakan untuk membeli sepatu," ujarnya.
Dengan program ini, Pemkab Semarang berharap lebih banyak anak bisa terus bersekolah dan meraih masa depan yang lebih baik.
Credit :
Penulis : Dzaki Syafian
.png)
Komentar